Jumat, 08 Februari 2013

FORMAT DAN STRUKTUR KOMPETISI LIGA AMATIR INDONESIA

PATI, Harapan besar di pundak kepengurusan PSSI periode mendatang diantaranya adalah melakukan perubahan penting dan penguatan pondasi jenjang kompetisi Sepakbola di tanah air, carut marut kompetisi sepakbola merupakan salah satu penyebab miskinnya prestasi sepakbola Indonesia di kancah Internasional, bahkan di level Asia Tenggara sekalipun, setidaknya dalam 8 tahun terakhir, kompetisi berjenjang mulai dari Divisi III, Divisi II, Divisi I, Divisi Utama hingga Liga Super Indonesia yang sepatutnya menjadi landasan prestasi senyatanya hingga kini belum memberikan secercah harapan bagi bangkit kembalinya sepakbola Indonesia sebagai Macan Asia yang disegani mulai dari Asia Tenggara hingga level Internasional.
Liga Super Indonesia (LSI) yang dibentuk sebagai kompetisi utama pembinaan sepakbola nasional untuk melahirkan prestasi yang maksimal bagi kejayaan bangsa Indonesia dibidang Sepakbola, awalnya untuk merespon persyaratan bahwa Liga teratas dari Negara anggota FIFA haruslah telah mengadopsi prinsip-prinsip profesionalisme yang di Indonesia diantaranya dibuktikan dengan tidak lagi menggunakan subsidi keuangan dari APBD (Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah) yang selama ini memasok kebutuhan keuangan klub peserta Liga Indonesia, pada kenyataannya masa transisi selama 3 musim kompetisi perjalanan LSI belum dapat melepaskan ketergantungan sebagian besar klub peserta dari APBD dan melangkah menuju arah profesionalisme seperti yang diharapkan, diluar minimnya prestasi Internasional yang tercipta, bahkan temuan sebuah kantor Auditor Internasional bahwa hanya 3 dari 16 klub yang diperiksa yang telah memiliki laporan keuangan teraudit serta hanya 4 klub yang memiliki badan hukum yang jelas, hampir semua klub peserta dapat dikatakan tidak memiliki Aset sendiri maupun blue print kepemilikan aset kedepan, seluruh Stadion yang digunakan adalah milik Pemerintah baik Daerah maupun Pusat, Mess pemain, Sekretariat Klub bahkan Inventaris kendaraan pun mayoritas masih dipinjamkan oleh Pemerintah, ini menunjukkan ada yang belum tepat dalam pengelolaan dan pembinaan kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia.

Belakangan beberapa klub berupaya membentuk sebuah kompetisi mandiri yang mengedepankan prinsip-prinsip profesionalisme sebagaimana yang diharapkan FIFA bernama Liga Primer Indonesia (LPI), beberapa klub peserta LSI musim 2010/2011 memutuskan hijrah ke kompetisi ini selain beberapa klub baru yang dibentuk berdasarkan sejarah persepakbolaan di daerah membuat harapan baru akan suasana kompetisi bersendikan profesionalisme, pada perjalanannya banyak kebijakan dari Liga ini yang membuka mata pelaku dan penikmat sepakbola akan masih banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperbaiki Format Kompetisi di Indonesia, beberapa kebijakan kompetisi LPI belakangan mulai diadopsi LSI untuk memperbaiki kualitas kompetisinya, namun timbulnya Liga baru ini tidaklah seketika menjadikan Format Kompetisi sepakbola menjadi lebih baik, harapan akan adanya suatu Liga Utama yang benar-benar menjadi puncak pembinaan prestasi dan industri yang mempersatukan seluruh potensi masih menjadi harapan besar jutaan pecinta sepakbola di tanah air.

FIFA dan AFC selaku regulator sepakbola di Dunia dan Asia telah menetapkan 5 standar bagi klub profesional untuk memperoleh lisensi yaitu : Aspek Legalitas (badan hukum), Aspek Sporting (pembinaan usia muda dengan penekanan pada nilai-nilai sportivitas), Aspek Infrastruktur (kelayakan stadion dan lapangan latihan, serta infrastruktur lain yang terkait), Aspek Manajemen Profesional (Manajemen dikelola dengan tatacara dan oleh Tenaga Professional), dan terakhir Aspek Financial (keuangan yang sehat dan mandiri), tentu tak mudah merealisasikan aspek-aspek diatas, namun tanpa blue print, pedoman dan aturan yang jelas dan ketat, jangankan hanya dalam 3 tahun seperti yang kita temukan di LSI, waktu 25 tahun rasanya tak cukup.

Format Kompetisi Sepakbola Nasional berjenjang yang diharapkan adalah suatu sistem yang mengenalkan konsep profesionalisme mulai dari Liga terbawah (Amatir) berbasis amatir dengan platform dan standar yang jelas sehingga pengaplikasian di lapangan semuanya bertujuan ke arah Kompetisi yang Profesional dan berprestasi, usulan ini juga mencakup :
  • Pengelolaan kompetisi Liga Amatir dari Divisi I hingga Divisi III yang selama ini format   kompetisinya selalu berubah-ubah
  • Poin poin verifikasi untuk klub peserta Liga Amatir.
  • Player Cap
  • Penetapan kewajiban minimal bertanding klub-klub yang menjadi anggota PSSI di semua level, melalui Kompetisi, Invitasi, Kejuaraan yang terdaftar dan disetujui  PSSI
  • Penetapan minimal modal klub di setiap level untuk meminimalisir mundurnya klub saat memperoleh promosi ke jenjang yang lebih tinggi karena alasan finansial
Atas dasar harapan besar bagi kemajuan kompetisi sepakbola dan prestasi sepakbola tanah air umumnya serta pendewasaan suporter sebagai bagian penting dari kompetisi sepakbola, maka usulan yang diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan menuju konsep Kompetisi Sepakbola Indonesia yang lebih Maju, Profesional dan Berprestasi ini disusun.
Agung N Combro di FORUM DISKUSI SUPORTER INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar