Label
- LIGA INDONESIA (31)
- GALERI (24)
- PATIFOSI (14)
- SEPUTAR PATI (8)
- Bola International (7)
- CONTACT (1)
Kamis, 07 Februari 2013
Menpora Gelar Dialog Bersama Dengan Club IPL
Para CEO klub Indonesian Premier League (IPL) melakukan silaturahmi dengan Menpora Roy Suryo di Kantor Menpora di kawasan Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan yang hangat dan santai, Kamis (7/2) malam, mereka mengungkapkan kesiapannya untuk menggelar kompetisi resmi tertinggi di Indonesia ini.
Rombongan CEO klub-klub IPL ini dipimpin oleh CEO LPIS Widjajanto dan Deputi Sekjen PSSI Bidang Kompetisi Saleh Ismail Mukadar. Dalam kesempatan tersebut, Widjajanto juga memberikan undangan kepada Menpora Roy Suryo untuk hadir dalam pembukaan Community Shield sekaligus kick-off IPL di Padang, 10 Februari 2013, yang akan mempertandingkan Semen Padang FC vs Persibo. Menpora didampingi Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Djoko Pekik Irianto dan Heru Nugroho, staf ahli menpora.
“Saya bersyukur liga ini bisa kick-off di Padang dan semoga bisa berjalan lancar,” ungkap Roy Suryo dalam pertemuan tadi malam. Menpora juga mengapresiasi langkah Timnas Indonesia yang berjuang dan kerja keras dalam Kualifikasi Piala Asia 2015 yang berlangsung di Dubai. Dalam pertandingan lawan Irak, Rabu (6/2) malam, Indonesia kalah tipis 1-0. “Saya anggap itu prestasi yang baik.”
Roy juga melihat permainan timnas jauh lebih baik daripada saat lawan Jordania dalam laga uji coba di Amman, beberapa hari sebelumnya. “Harus ada satu timnas yang baik. Saya kira kalau untuk pemain di IPL tidak masalah karena pelaksanaannya di PSSI, tapi masih ada pihak yang belum menerima. Karena itu pemerintah akan mencari win-win solution,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Saleh Mukadar juga menjelaskan berbagai persoalan yang telah dialami oleh PSSI selama ini. “Teman-teman juga berharap agar dalam menggelar pertandingan nanti tidak ada kesulitan dalam perijinan,” jelas Saleh.
Sedangkan Roy juga meminta agar IPL juga membuat komitmen agar masalah seperti kewajiban gaji pemain tidak terjadi lagi sebelum kick-off kompetisi. Saleh Mukadar juga mengungkapkan senada bahwa H-1 sebelum pertandingan kewajiban kepada pemain harus diselesaikan.
Para CEO klub-klub IPL sudah menyatakan kesiapannya untuk mengikuti kompetisi dan menyelesaikan kewajiban kepada para pemain. “Kami siap untuk menyelesaikan permasalahan kewajiban kepada pemain. Namun kami juga mengharap adanya ketegasan dari pemerintah. Dengan adanya dua kompetisi membuat pemain ditarik-tarik dengan iming-iming bayaran lebih tinggi,” jelas Dityo Pramono, CEO Persebaya. Saleh juga menambahkan, kasus seperti yang dialami Diego Mendieta memang diluar yurisdiksi PSSI karena bermain di kompetisi yang diluar wewenang federasi.
Sedangkan Roy Suryo mengungkapkan, pihaknya juga mendapat masukan dari beberapa pihak mengenai kondisi persepakbolaan saat ini. “Saya akan imbang dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah dualisme kompetisi ini. Saya akan memberikan ijin untuk kick-off IPL 10 Februari mendatang,” jelasnya. Namun ia juga meminta adanya komitmen dari klub-klub IPL untuk segera memenuhi kewajiban kepada pemain.
“Pemerintah juga punya wewenang untuk bertindak bila komitmen tidak ditepati. Saya tidak ingin berat sebelah menyikapi masalah ini,” Menurut Roy, apa yang bisa diberikan pemerintah, akan diberikan sama kepada yang lainnya. Yang jelas, kata Roy, pemerintah tidak ingin terjadi situasi buruk.
Disinggung soal timnas, pemerintah juga sangat peduli dengan kondisi saat ini. “Yang jelas, kami bersedia sesuai aturan. Dalam statuta kan sudah ada aturannya,” ungkap CEO Persema Didied Affandy.
Beberapa CEO juga mengingatkan sejarah adanya reformasi sepakbola Indonesia yang dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena saat itu kondisinya sangat terpuruk dengan berbagai persoalan yang ada. Roy juga meminta agar para CEO klub-klub IPL juga membantu pemerintah untuk bisa memberikan solusi agar kemelut di tubuh sepakbola Indonesia bisa terselesaikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar